Saturday, June 16, 2007

13 Juni 2007, Pak Enan Sudah pergi dini hari (2)

Sementara DVD menyala, aku sempat tertidur mungkin nggak lama nggak sampai 5 menit karena telepon kembali berdering, kubangunkan suamiku kumintanya untuk angkat telepon yang ku yakin isinya hanya akan membuatku menangis....

Ternyata Papap ada di ujung sana, saat itu dia dan mamah ada di ujung tol Cileunyi, mengabarkan bahwa aki sudah nggak ada......

Aku tercenung,

ya, mungkin telah saatnya,

ya, mungkin ini telah ditunggunya,

dan seperti suamiku bilang kalau menangis, itu alasan egois karena kita yang sedih ditinggalnya... karena mungkin saja dia bahagia untuk bertemu dengan khalik-nya, bahwa kematian itu adalah sesuatu yang absolut dan semua orang akan menjadi saksi dari kematiannya sendiri.

Tapi Tetap saja aku menangis, entah untuk alasan apa, mungkin karena alasan egois.... Mungkin karena aku cucu dari anaknya pertama

Mungkin karena aki nggak pernah marah (kecuali dulu... satu kali dengan alasan tertentu)

Mungkin karena aki berani menyuruhku shalat di umur belasan

Mungkin karena aki selalu ada kalaku sakit, kalaku menikah, kalaku melahirkan, he always be there...

Even when I am looking for my maid.... he will assist….

Dia, meninggal, tepat 1 bulan di saat adekku melangsungkan resepsi pernikahan, hampir tepat 40 hari sebelum adekku melangsungkan akad nikah.

aki, H. Abdul Rahman, memang dengan perginya aki, aku tak lagi punya aki – he's the last.... tapi aku lega karena kepergianmu tidak menyusahkan, semuanya berjalan begitu cepat, semoga selancar jalanmu di alam sana, menyatu dengan roh roh – milik Nya. Semoga engkau kembali … ya Allah lancarkan jalannya….

aki, di kampungnya tenar dengan nama Pak Enan… itu karena aki adalah pensiunan tentara dengan pangkat terakhir letnan, setelah pensiun, aki sering ke kebun, ke empang, dan aktif dilingkungannya, dia pernah kerja untuk kantor desa, bahkan katanya aktif di pensiunan tentara. Mungkin itu sebabnya yang menyalatkannya bergelombang … aki rupanya punya nama baik disini, dia ditandu dengan keranda berkain hijau dan bendera merah putih dan dimakamkan di samping nenekku yang sudah pergi 20 tahun lalu. Neneku atau Mih (mamih) pergi dari kami dengan cara seperti aki, pada suatu malam di Rumah Sakit Dustira Ciamis dalam perjalanan menuju UGD, bedanya Mih pergi karena kanker dan komplikasi liver yang dideritanya.

Ada satu lagi di kehidupan aki yang cukup menarik, sebelum menikah dengan nini baru yang sekarang ini (dan telah dinikahi hampir 15 tahunan) aki selalu tidak bisa hidup monogamus, kematian Mih-lah nampaknya yang seolah telah menyadarkan dia untuk bermonogamus…. Sejak Mih tiada, ia menurut saja ketika dijodohkan oleh saudara-saudaranya untuk menikahi janda beranak satu yang umurnya setara dengan bibiku…

Aki sudah menutup hidupnya dengan tag accomplished, anak tirinya kini telah menikah dan dikaruniai anak 2 bulan lalu, dia telah menyaksikan cucu2 kesayangannya menikah dan punya anak. Bahkan di malam resepsi acara adekku, dia sampaikan ke menantunya, bahwa kini dia telah lega karena menyaksikanku telah menikah dan punya anak, menyaksikan adekku (sebagai cucu yang dia saksikan menikah terakhir) telah menikah dan pindah rumah.

Ya ALLAH terimalah amalannya, terimalah ruh-nya. tenangkan ia di alam sana. (selesai)

No comments: